Cafu
Sang Pelopor Bek Modern yang Mengubah Sepak Bola
Beberapa tahun lalu, Jamie Carragher, mantan bek Liverpool, mencoba menggoda Gary Neville dengan mengatakan bahwa tidak ada pemain muda yang bercita-cita menjadi bek. Namun, melihat karier gemilang Neville bersama Manchester United, lelucon Carragher itu jauh dari kenyataan. Bek, terutama bek sayap, telah berevolusi menjadi posisi yang sangat penting dalam sepak bola modern. Dan salah satu pelopor evolusi itu adalah Cafu, legenda Brasil yang namanya tak terlupakan.
Cafu, yang lahir pada tahun 1970—tahun di mana Brasil mendominasi sepak bola dunia—tumbuh dengan mimpi besar. Meski sempat diabaikan oleh klub-klub besar seperti Palmeiras dan Santos, Sao Paulo melihat bakat istimewa dalam diri pemuda itu. Awalnya, Cafu bermain sebagai gelandang kanan, tetapi di bawah bimbingan pelatih legendaris Telê Santana, ia beralih menjadi bek kanan. Keputusan itu mengubah segalanya.
Meski awalnya kesulitan menyeimbangkan tugas bertahan dan serang, Cafu perlahan tumbuh menjadi salah satu bek terbaik di dunia. Pada 1990, ia dipanggil ke timnas Brasil. Meski awalnya tidak menyukai posisi bek, Cafu segera menyadari pentingnya peran itu. "Mewakili Seleção lebih penting daripada segalanya," katanya.
Pada 1994, Cafu menjadi bagian dari skuad Brasil yang menjuarai Piala Dunia. Meski awalnya hanya menjadi cadangan, ia masuk di final menggantikan Jorginho yang cedera dan membantu Brasil menjaga gawang tetap bersih. Performanya mengantarkannya ke Eropa, bergabung dengan Real Zaragoza. Sayangnya, petualangannya di Spanyol tidak berjalan mulus, dan ia kembali ke Brasil untuk membangun kembali kariernya.
Tahun 1997, Cafu kembali ke Eropa, kali ini bersama AS Roma. Di bawah pelatih Zdeněk Zeman, ia diberi kebebasan untuk mengekspresikan diri. "Kami hampir tidak berlatih bertahan. Perangkap offside kami bahkan diatur di tengah lapangan. Itu bunuh diri, tapi Zeman tidak peduli," kenang Cafu. Meski defensifnya dipertanyakan, serangannya yang mematikan membuatnya menjadi salah satu bek terbaik di Italia.
Pada 2001, Roma akhirnya memenangkan Scudetto, dengan Cafu sebagai pilar penting. Ia kemudian bergabung dengan AC Milan pada 2003, di mana ia memenangkan Liga Champions pada 2007. Cafu juga memimpin Brasil meraih Piala Dunia 2002, menjadi kapten tim yang dijuluki "Samba Magic".
Namun, hidup Cafu tidak selalu mulus. Ia pernah dituduh terlibat dalam skandal pemalsuan dokumen, meski akhirnya dibersihkan dari semua tuduhan. Meski begitu, warisannya dalam sepak bola tak terbantahkan. Cafu adalah pelopor bek modern, yang menginspirasi generasi berikutnya seperti Dani Alves, Maicon, dan Marcelo.
Cafu membuktikan bahwa bek bukan sekadar pemain bertahan, tetapi juga kreator serangan. Ia mengubah cara kita memandang posisi bek, dan namanya akan selalu dikenang sebagai salah satu yang terbaik.
---
#Cafu #LegendaBrasil #BekModern #PialaDunia #ASRoma #ACMilan #SejarahSepakBola #EvolusiBek #SepakBolaBrasil #InspirasiSepakBola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kami membutuhkan admin,bantu kamim untuk memperbesar anggota manchunian & manchuniangel.
Komen di bawah dengan menyertakan :
Nama :
E-mail :
Dan kirimkan foto tentang Manchunian atau MU ke Misrani_motri@yahoo.co.id