Tampilkan postingan dengan label Skuad. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Skuad. Tampilkan semua postingan
Congratulation CR7
Congratulations to Cristiano Ronaldo on winning the Ballon d'Or 2013, just as he did with United for his performances in 2008.
Harusnya Kami Yang Bertangung Jawab
MANCHESTER - Juara bertahan Manchester United tampil inkonsisten dalam melakoni kompetisi Premier League musim ini. Setan Merah bahkan harus kehilangan enam dari 21 laga dan membuat mereka tertahan di posisi tujuh klasemen sementara.
Banyak kalangan menilai bahwa buruknya penampilan United musim ini karena kegagalan Moyes mendatangkan pemain pada jendela transfer musim panas lalu. Sebagian lagi berasumsi, Moyes bukanlah sosok tepat menukangi klub sekaliber United.
Meski begitu sang pemain, Rafael da Silva menolak apabila Moyes-lah sosok yang harus disalahkan atas buruknya penampilan United sejauh ini. Menurut pemain internasional Brasil itu, apa yang terjadi dengan Manchester Merah sejauh ini merupakan tanggung jawab para pemain, bukan pelatih.
"Kami yang seharusnya bertanggung jawab. Saya tidak tahu mengapa orang-orang menyalahkan pelatih. Sebab pemain yang melakukan pekerjaan di lapangan," kata Rafael, seperti dilansir Sportsmole,
10 Modal David Moyes untuk Tangani MU
"Ketuk palu" terkait penunjukan David
Moyes sebagai manajer anyar MU telah terlansir. Sir Alex Ferguson
turut andil dalam pengambilan putusan
krusial ini.
Akan tetapi, keraguan tetap melanda
Moyes, yang dinilai minim pengalaman
menangani tim besar layaknya MU.
Tetapi, beberapa poin berikut bisa jadi
barometer bahwa Ferguson tak salah
menjatuhkan pilihan.
1. Pengalaman
David Moyes merupakan salah satu
manajer paling sarat pengalaman di
Premier League. Dia juga sudah makan
asam garam di Negeri Ratu Elizabeth.
Empat belas tahun sudah sejak menangani
Preston North End, Moyes mencicipi karier
manajerial di Inggris. Sekadar informasi,
untuk ukuran durasi karier di Inggris,
Moyes hanya kalah dari Sir Alex Ferguson
dan Arsene Wenger.
2. Loyalitas
Sulit menandingi 27 tahun pengabdian Sir
Alex Ferguson di Old Trafford. Namun,
David Moyes setidaknya sudah terbiasa
untuk menetap di sebuah klub untuk
jangka panjang.
Masa bakti satu dekade di Goodison Park
bisa jadi barometer kesetiaan pria berusia
50 tahun ini. Asal menunjukkan prestasi
konsisten, Moyes rasanya bisa jadi
manajer jangka panjang untuk Red Devils.
3. Sukses dengan Bujet Minimalis
Everton memang bukan klub yang
disokong kekuatan finansial besar.
Namun, Moyes mampu mempertahankan
konsistensi The Toffess. Terbukti,
sepanjang rezim Moyes, Everton hanya
satu kali keluar dari zona 10-besar Premier
League.
Satu kali lolos ke Liga Champions dan
torehan lebih dari 150 kemenangan di
Premier League juga jadi jaminan kualitas
seorang Moyes. Sekadar informasi, jumlah
kemenangan Moyes di kasta teratas
Inggris hanya kalah dari Ferguson, Wenger
dan Harry Redknapp.
4. Man-Management dan Media Handling
Kasus perseteruan di ruang ganti Everton
hampir tak pernah terdengar selama rezim
Moyes. Maklum, salah satu kelebihan
Moyes memang terletak pada man-
management.
Moyes tak pernah memuji dan mengkritik
pemainnya secara berlebihan, terlebih di
depan para awak media. Inilah benang
merah antara Ferguson dan Moyes.
Lebih dari itu, Moyes bersikap tenang kala
melakoni konferensi pers. Tak terkecuali
saat timnya dirugikan oleh keputusan
wasit. Untuk aspek terakhir, Moyes lebih
baik dari Ferguson, yang sempat
memboikot BBC dan bersikap emosional
hingga memunculkan istilah "hairdryer".
5. Respek dari Manajer Lain
Pengakuan atas kualitasnya juga datang
dari para manajer lainnya. Sebanyak tiga
kali, dia menerima penghargaan LMA
Manager of The Year (penghargaan
berdasarkan hasil voting para manajer).
Raihan tersebut setara dengan koleksi Sir
Alex.
6. Sukses dengan Bujet Minimalis
MU tergolong boros dalam
beberapa musim terakhir. Transfer Robin
van Persie, David de Gea dan Ashley
Young yang mencapai 56,5 juta
poundsterling.
Beda hal dengan Moyes. Dia terbiasa
membeli pemain dengan harga minimalis,
lalu menjualnya dengan harga selangit.
Hanya dari penjualan dua pemain, yakni
Jack Rodwell dan Wayne Rooney, The
Toffess meraup 37,6 juta euro. Tentu,
fakta ini bisa jadi angin segar lantaran
beban utang Red Devils mencapai 569 juta
USD (18 persen dari nilai jual klub).
7. Suksesor Evra dan Scholes
Sektor full-back kiri dan gelandang tengah
Manchester United butuh penyegaran. Paul
Scholes sudah terlalu uzur untuk bermain
reguler, sedangkan Patrice Evra sudah
menginjak usia kepala tiga.
Red Devils pun kerap dikaitkan dengan dua
penggawa Everton, Leighton Baines dan
Marouane Fellaini sebagai suksesor Evra
dan Scholes. Untuk merealisasikan
skenario ini, Moyes punya pengalaman
manis.
Pada musim panas 2008 silam, Fellaini
lebih memilih rayuan moyes dan
menampik pinangan MU, Real
Madrid, Tottenham Hotspur, dan Bayern
Munchen. Setahun sebelumnya, Baines
justru bergabung dengan Everton meski
Wigan Athletic dan Sunderland telah
sepakat dengan harga enam juta pounds.
Menariknya, Everton berhasil
memboyongnya hanya dengan lima juta
pounds.
8. Ambisius
Chairman Everton, Bill Kenwright sempat
mengakui bahwa ambisi Moyes hampir
selalu tak terakomodasi. Pasalnya,
ketidakmampuan The Toffess
mendongkrak prestasi turut dilatari oleh
kondisi keuangan yang kurang mumpuni.
Dengan gelontoran dana di MU,
Moyes setidaknya bisa memenuhi
keinginannya guna menggondol trofi.
Namun, dia belum terbiasa beroperasi
dengan bujet melimpah.
9. Relasi dengan Ferguson
Seiring peralihan jabatan Ferguson
menjadi direktur, Moyes diprediksi bakal
jadi "boneka". Alhasil, hubungan keduanya
harus selalu berjalan baik.
Ferguson pun sering melontarkan
kekaguman dan dukungan terhadap Moyes
untuk menjadi suksesornya. Inilah jaminan
agar keduanya tidak dilanda konflik.
10. Tradisi Britania Raya dan Sukses
Skotlandia
Sepanjang sejarah MU, hanya ada
satu manajer non Britania Raya. Dia
adalah Frank O'Farrell yang
berkebangsaan Irlandia Utara.
Tradisi sukses juga kerap mewarnai
manajer berkebangsaan Skotlandia. Total
18 trofi divisi utama/Premier League
digondol saat MU diasuh duo
Skotlandia, Sir Matt Busby dan Ferguson
Moyes sebagai manajer anyar MU telah terlansir. Sir Alex Ferguson
turut andil dalam pengambilan putusan
krusial ini.
Akan tetapi, keraguan tetap melanda
Moyes, yang dinilai minim pengalaman
menangani tim besar layaknya MU.
Tetapi, beberapa poin berikut bisa jadi
barometer bahwa Ferguson tak salah
menjatuhkan pilihan.
1. Pengalaman
David Moyes merupakan salah satu
manajer paling sarat pengalaman di
Premier League. Dia juga sudah makan
asam garam di Negeri Ratu Elizabeth.
Empat belas tahun sudah sejak menangani
Preston North End, Moyes mencicipi karier
manajerial di Inggris. Sekadar informasi,
untuk ukuran durasi karier di Inggris,
Moyes hanya kalah dari Sir Alex Ferguson
dan Arsene Wenger.
2. Loyalitas
Sulit menandingi 27 tahun pengabdian Sir
Alex Ferguson di Old Trafford. Namun,
David Moyes setidaknya sudah terbiasa
untuk menetap di sebuah klub untuk
jangka panjang.
Masa bakti satu dekade di Goodison Park
bisa jadi barometer kesetiaan pria berusia
50 tahun ini. Asal menunjukkan prestasi
konsisten, Moyes rasanya bisa jadi
manajer jangka panjang untuk Red Devils.
3. Sukses dengan Bujet Minimalis
Everton memang bukan klub yang
disokong kekuatan finansial besar.
Namun, Moyes mampu mempertahankan
konsistensi The Toffess. Terbukti,
sepanjang rezim Moyes, Everton hanya
satu kali keluar dari zona 10-besar Premier
League.
Satu kali lolos ke Liga Champions dan
torehan lebih dari 150 kemenangan di
Premier League juga jadi jaminan kualitas
seorang Moyes. Sekadar informasi, jumlah
kemenangan Moyes di kasta teratas
Inggris hanya kalah dari Ferguson, Wenger
dan Harry Redknapp.
4. Man-Management dan Media Handling
Kasus perseteruan di ruang ganti Everton
hampir tak pernah terdengar selama rezim
Moyes. Maklum, salah satu kelebihan
Moyes memang terletak pada man-
management.
Moyes tak pernah memuji dan mengkritik
pemainnya secara berlebihan, terlebih di
depan para awak media. Inilah benang
merah antara Ferguson dan Moyes.
Lebih dari itu, Moyes bersikap tenang kala
melakoni konferensi pers. Tak terkecuali
saat timnya dirugikan oleh keputusan
wasit. Untuk aspek terakhir, Moyes lebih
baik dari Ferguson, yang sempat
memboikot BBC dan bersikap emosional
hingga memunculkan istilah "hairdryer".
5. Respek dari Manajer Lain
Pengakuan atas kualitasnya juga datang
dari para manajer lainnya. Sebanyak tiga
kali, dia menerima penghargaan LMA
Manager of The Year (penghargaan
berdasarkan hasil voting para manajer).
Raihan tersebut setara dengan koleksi Sir
Alex.
6. Sukses dengan Bujet Minimalis
MU tergolong boros dalam
beberapa musim terakhir. Transfer Robin
van Persie, David de Gea dan Ashley
Young yang mencapai 56,5 juta
poundsterling.
Beda hal dengan Moyes. Dia terbiasa
membeli pemain dengan harga minimalis,
lalu menjualnya dengan harga selangit.
Hanya dari penjualan dua pemain, yakni
Jack Rodwell dan Wayne Rooney, The
Toffess meraup 37,6 juta euro. Tentu,
fakta ini bisa jadi angin segar lantaran
beban utang Red Devils mencapai 569 juta
USD (18 persen dari nilai jual klub).
7. Suksesor Evra dan Scholes
Sektor full-back kiri dan gelandang tengah
Manchester United butuh penyegaran. Paul
Scholes sudah terlalu uzur untuk bermain
reguler, sedangkan Patrice Evra sudah
menginjak usia kepala tiga.
Red Devils pun kerap dikaitkan dengan dua
penggawa Everton, Leighton Baines dan
Marouane Fellaini sebagai suksesor Evra
dan Scholes. Untuk merealisasikan
skenario ini, Moyes punya pengalaman
manis.
Pada musim panas 2008 silam, Fellaini
lebih memilih rayuan moyes dan
menampik pinangan MU, Real
Madrid, Tottenham Hotspur, dan Bayern
Munchen. Setahun sebelumnya, Baines
justru bergabung dengan Everton meski
Wigan Athletic dan Sunderland telah
sepakat dengan harga enam juta pounds.
Menariknya, Everton berhasil
memboyongnya hanya dengan lima juta
pounds.
8. Ambisius
Chairman Everton, Bill Kenwright sempat
mengakui bahwa ambisi Moyes hampir
selalu tak terakomodasi. Pasalnya,
ketidakmampuan The Toffess
mendongkrak prestasi turut dilatari oleh
kondisi keuangan yang kurang mumpuni.
Dengan gelontoran dana di MU,
Moyes setidaknya bisa memenuhi
keinginannya guna menggondol trofi.
Namun, dia belum terbiasa beroperasi
dengan bujet melimpah.
9. Relasi dengan Ferguson
Seiring peralihan jabatan Ferguson
menjadi direktur, Moyes diprediksi bakal
jadi "boneka". Alhasil, hubungan keduanya
harus selalu berjalan baik.
Ferguson pun sering melontarkan
kekaguman dan dukungan terhadap Moyes
untuk menjadi suksesornya. Inilah jaminan
agar keduanya tidak dilanda konflik.
10. Tradisi Britania Raya dan Sukses
Skotlandia
Sepanjang sejarah MU, hanya ada
satu manajer non Britania Raya. Dia
adalah Frank O'Farrell yang
berkebangsaan Irlandia Utara.
Tradisi sukses juga kerap mewarnai
manajer berkebangsaan Skotlandia. Total
18 trofi divisi utama/Premier League
digondol saat MU diasuh duo
Skotlandia, Sir Matt Busby dan Ferguson
\David Moyes,MU Manager
Sir Alex Ferguson
Alex Ferguson
|
|||||
Informasi pribadi
|
|||||
Nama lengkap
|
Alexander Chapman Ferguson
|
||||
Tanggal lahir
|
31 Desember 1941 (umur 71)
|
||||
Tempat lahir
|
Glasgow, Skotlandia
|
||||
Posisi bermain
|
Penyerang (telah pensiun)
|
||||
Informasi klub
|
|||||
Klub saat ini
|
|||||
Karier senior*
|
|||||
Tahun
|
Tim
|
Tampil (Gol)
|
|||
1957–1960
1960–1964 1964–1967 1967–1969 1969–1973 1973–1974 |
Queen's Park
St. Johnstone Dunfermline Athletic Rangers Falkirk Ayr United Total |
32 (11)
37 (19) 88 (66) 41 (25) 106 (37) 24 (9) 327 (167) |
|||
Kepelatihan
|
|||||
1974
1974–1978 1978–1986 1985–1986 1986– |
|||||
* Penampilan
dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik.
|
Sir Alexander Chapman
"Alex" Ferguson CBE (lahir di Govan, Glasgow, 31 Desember 1941; umur 71 tahun) adalah
seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Skotlandia, yang saat ini sedang
menangani MU di mana dia telah
bertugas lebih dari 1000 pertandingan. Dianggap sebagai salah satu pelatih
terbaik dalam permainan, dia telah memenangkan lebih banyak trofi daripada
pelatih manapun sepanjang sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani MU sejak tanggal 6 November 1986 sampai
sekarang, menggantikan Ron Atkinson. Di MU,
Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan
memimpin tim memenangkan 10 gelar juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama
yang membawa tim Inggris meraih trebledari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi
satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi
satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000
and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough (Nottingham Forest) dan Bob Paisley(Liverpool) sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak
lebih dari satu kali.
Entri Populer
-
Jadwal MU Tour Selanjutnya MU vs PSG Tanggal 30-07-2015 Jam 03.00 am Semoha dengan bertemunya Ibrahimovic dengan Rooney bisa membuat Ibr...